Terimakasih sudah berkunjung dan
mengisi buku tamu ini [tutup]

Welcome in my Blog, keep calm, and enjoy your visiting

CINTA itu adalah keindahan yang murni tanpa kepalsuan, memberi imajinasi hidup dalam keselarasan realita dan impian. Cinta yang indah adalah membangkitkan kehidupan, dan kehidupan bergerak dalam setiap kebaikan, keserasian, dan kedamaian. Didalam cinta ada senyum, ada kelembutan, ada kedamaian dan ada kenyataan yang membahagiakan. Cinta adalah sebuah pondasi kebahagiaan, sebab didalamnya ada penghargaan dan penghormatan. Cinta adalah keindahan yang tanpa batas, sebab didalamnya ada kasih yang melindungi dan selalu ingin melindungi, membentang melampaui setiap keterbatasan yang fana. Cinta itu Sherinda Sondarisa (:

Kamis, 17 Februari 2011

Ilmuwan Temukan Rahasia Bukit Pasir Mars

Bukit pasir Planet Mars dianggap sudah membeku sepanjang waktu. Namun ilmuwan menemukan salah satu pemandangan paling aktif dan penuh gejolak di planet merah itu.


http://static.inilah.com/data/berita/foto/1212292.jpg

Bidang gundukan yang mencakup wilayah berukuran tiga kali lipat Inggris ini berada di sekitar tepi kutub utara Mars. Foto diambil dengan kamera resolusi tinggi milik NASA, mengungkapkan bukit pasir gelap ini malah berubah secara bertahap.

Kamera HiRISE itu mengambil gambar di area yang sama setiap Mars Reconnaissance Orbiter, NASA, melewati wilayah itu selama empat tahun.

Penemuan yang diterbitkan di jurnal Science ini berhasil mengejutkan operator kamera luar angkasa di University of Arizona.

“Jumlah bukit dan perubahan gelombang di kawasan itu sangat menakjubkan,” ujar wakil peneliti utama HiRISE Candice Hansen.

Tim menemukan setiap musim berganti, es karbondioksida menjadi agen utama perubahan sehingga memunculkan hembusan angin yang kuat.

Lapisan musiman karbondioksida yang beku atau es kering yang menyelimuti kawasan itu di musim dingin segera berubah menjadi gas di musim semi.

“Ini adalah aliran gas yang membuat stabil pasir Mars, menyebabkan longsoran pasir dan menciptakan ceruk baru serta menciptakan bukit pasir Mars baru,” kata Hansen lagi.

Awalnya, model atmosfer Mars tidak dapat memprediksi fitur dan lanskap Mars. “Memahami bagaimana perubahan Mars setiap hari dapat menjadi langkah pertama proses kunci memahami dasar materi Mars dan perubahan sepanjang waktu,” ujar peneliti utama HiRISE Alfred McEwen.

Ada banyak kejadian di Mars yang mencakup musiman salju karbondioksida. Hal ini, kata McEwen, sebuah proses yang tidak dapat dilihat dari Bumi.

Akankah Betelgeuse Meledak Sebelum Tahun 2012?

Setidaknya saat ini ada 3 pemberitaan dengan berita utama yang hampir sama. Beritanya menarik loh.  Dalam ketiga berita tersebut, disebutkan Bumi tak lama lagi akan memiliki “Dua Matahari”.

Ilustrasi permukaan Betelgeuse yang mendidih.
Kredit : ESO / L. Calçada

Salah satu berita menyebutkan Betelgeuse akan mendekat dan supernova mencapai Bumi sebelum tahun 2012 ketika si bintang meledak. Di berita lainnya disebutkan menurut prediksi Brad Carter, dosen fisika senior dari University of Southern Queensland, Australia, saat Betelgeuse meledak sebagai supernova ia akan sangat terang sampai-sampai malam akan menadi seperti siang hari selama satu atau dua minggu.

Nah menarik kan? Apalagi disebutkan bintang maha raksasa merah di Rasi Orion itu akan “meledak” dan tampak seperti “Matahari” akhir tahun ini. Artinya kita akan melihat “bintang terang” laksana Matahari di tahun 2012. Artinya lagi, apa ini ada kaitannya dengan isu kiamat? Oh la la…

Setelah mencoba mencari tau sumber “kredibel” (paper yang diterbitkan resmi di jurnal ataupun sumber pertama lainnya jika ini bukan hasil penelitian) dari berita tersebut, ternyata diketahui berita tersebut berasal dari salah satu media di Australia.

Dalam berita tersebut pemberitaannya tidak jauh berbeda, yakni kita akan melihat matahari lain menyinari Bumi meski hanya dalam hitungan beberapa minggu. Selain itu ditambahkan juga bahwa ketika ledakan tersebut terjadi, akan ada hujan partikel nutrino yang menghantam Bumi meskipun katanya lagi tidak berbahaya.

Pertanyaannya benarkah ? Simak yuk!

Mengenal Bintang Betelgeuse

Betelgeuse, bintang yang satu ini sangat mudah dikenali di langit malam. Ia berada di antara bintang-bintang si rasi sang pemburu Orion dan ia juga merupakan bintang terang ke-2 setelah Rigel di rasi tersebut.  Kamu bisa mengenalinya dengan mudah bahkan ketika dilihat dari kota yang penuh cahaya.

http://langitselatan.com/wp-content/uploads/2011/01/Betelgeuse+VLT+250.jpg
Bintang maharaksasa Betelgeuse
yang dipotret oleh VLT milik ESO
pada panjang gelombang dekat infra merah.
Kredit : ESO / Perre Kervella

Nama Betelgeuse berasal dari bahasa arab yad al-Jawza yang artinya “tangan Jawza”. Jawza sendiri merupakan nama dari konstelasi Gemini.  Di abad pertengahan karakter pertamanya salah dibaca saat di alihbahasakan ke latin menjadi Bedalgeuze. Dan di masa renaisance, nama ini kemudian dikoreksi menjadi Betelgeuse.

Bintang yang satu ini masih terhitung muda jika dibandingkan dengan usia Matahari. Namun di kelasnya, ia sudah termasuk bintang tua yang tengah menjalani masa tua sebagai bintang maha raksasa merah.

Usianya hanya beberapa juta tahun namun kecerlangannya sangat besar, cahayanya 100.000 kali cahaya Matahari. Ukuran bintang ini juga raksasa mencapai hampir 1000 kali ukuran Matahari. Ukuran yang ekstrim untuk sebuah bintang yang hidupnya hanya sebentar.

Nah, jika Betelgeuse ditempatkan di pusat Tata Surya, maka Ia akan sangat besar karena ia diselubungi atmosfer 1000 kali Matahari sehingga ia akan mencapai Jupiter dan menelan Merkurius, Venus, Bumi, Mars dan asteroid di sabuk asteroid.

Massa bintang ini mencapai sekitar 20 kali massa Matahari. Bintang yang memiliki massa besar akan memiliki evolusi yang cepat, demikian juga Betelgeuse.

Dalam usianya yang hanya beberapa juta tahun, Betelgeuse saat ini sedang menghadapi masa tuanya sebagai bintang maha raksasa merah dan tak lama lagi akan mendekati akhir hidupnya yakni meledak sebagai supernova.

Betelgeuse ini juga dikenal sebagai bintang variabel, yakni bintang yang cahayanya berubah-ubah. Sebagai bintang maha raksasa merah, Betelgeuse yang berada pada jarak 640 tahun cahaya ini diketahui ada struktur serupa gelembung raksasa di permukaan bintang yang berdenyut.

Bintang Betelgeuse juga diketahui memiliki sejumlah besar materi yang terbuat dari berbagai molekul dan debu yang di daur ulang sebagai bahan bintang generasi berikutnya atau juga planet seperti Bumi. Fakta lainnya, bintang ini mulai mengerut dan mengalami kehilangan materi secara teratur yang setara dengan massa Bumi setiap tahunnya.

Suatu hari, ia akan mengakhiri masa hidupnya dan meledak sebagai supernova dalam beberapa juta tahun lagi. Pada saat itu terjadi, para pengamat di Bumi akan mendapat kesempatan untuk menikmati kecerlangannya yang terang bahkan di siang hari.

Dua Matahari dan Supernova yang mencapai Bumi

Nah, terkait berita yang datang bahwa kita akan melihat dua Matahari di penghujung tahun 2011 selama beberapa minggu dan Betelguese akan meledak dalam rentang sekarang.

Perlu diketahui Betelguese berada 640 tahun cahaya dari Bumi. Jarak yang luar biasa jauh yang artinya cahaya dari Betelgeuse butuh waktu 640 tahun untuk tiba di Bumi dan dilihat manusia. Jadi, perubahan yang terjadi di bintang tersebut sekarang tidak akan bisa kita ketahui hanya dalam hitungan detik.

Betelgeuse akan meledak itu benar. Tapi apakah di tahun 2012? Wah luar biasa. Tidak ada indikasi apapun tentang itu dan bahkan pemodelan dan pengamatan pun tidak akan bisa memprediksikan waktu setepat itu.

Yang pasti Betelgeuse tidak akan meledak dalam setahun dua tahun ini. Ia masih membutuhkan waktu jutaan tahun untuk mengakhiri masa tuanya dan meledak.

Dalam berita disebutkan juga supernova itu akan mencapai Bumi ketika bintang meledak. Dalam artikel awal sebelum dialihbahasakan disebut juga yang sampai ke Bumi adalah partikel-partikel nutrino. Hmm.. Lagi-lagi jarak menjadi masalah.

Betelgeuse berada 640 tahun cahaya yang artinya ia berada pada jarak 6.054.738.179.200.000 km atau kira-kira 6 bilyun km. Jarak ini terlalu jauh untuk bisa mengancam manusia.

Mengutip Phil Plait dari Bad Astronomy, “jika ada supernova yang bisa mengancam manusia dengan hujan partikel atau bahkan menggoreng manusia dengan cahayanya, maka ia harus berada pada jarak 25 tahun cahaya. Dan Betelguese berada 25 kali lebih jauh dari jarak itu.

Artinya lagi kekuatannya untuk bisa menyakiti manusia akan berkurang 600 kali. Pada jarak tersebut, ketika ia meledak jutaan tahun lagi. Betelgeuse memang akan tampak terang secerlang Bulan Purnama. Dan itu jelas sangat terang di malam hari dan menyilaukan mata.

Tapi yang pasti bintang ini tidak akan tampak terang seperti Matahari. Ia bahkan tak akan bisa mencapai 1/100.000 kecerlangan Matahari jika dilihat dari Bumi. Dan yang pasti ketika itu terjadi, manusia tidak akan terancam”.

Jadi, tidak akan ada supernova apapun di tahun 2012 yang bisa mengukuhkan teori kiamat 2012!

Bau Ruang Angkasa seperti "Steak" Bakar

Angkasa luar ternyata memiliki bau yang kebanyakan bersumber dari bintang yang hampir mati. Campuran asap solar, logam panas, dan aroma bakaran barbeque, kira-kira seperti itulah bau ruang angkasa.

Campuran bebauan dari bintang mati itu disebut polycyclic aromatic hydrocarbons.


http://kcdn1.stat.k.kidsklik.com/data/photo/2010/12/06/1002287620X310.jpg

Menurut penemu dan Direktur Laboratorium Astrofisika dan Astrokimia Pusat Penelitian Ames NASA, Louis Allamandola, molekul-molekul tersebut sepertinya berada di seluruh ruang angkasa.

"Molekul tersebut juga melayang di sana selamanya, di dalam komet, meteor, dan debu angkasa," tuturnya. Hidrokarbon itu bahkan disebut-sebut sebagai bentuk awal kehidupan di Bumi. Karena itu, hidrokarbon dapat ditemukan pada batu bara, minyak, dan makanan.

Astronot sering kali melaporkan mencium bau steak bakar setelah berjalan di ruang angkasa. Walaupun manusia tidak bisa menghirup bebauan di ruang angkasa, saat astronot berada di luar stasiun ruang angkasa, senyawa dan komponen antariksa menempel pada baju mereka dan ikut masuk ke stasiun.

Bau ruang angkasa tercium dengan jelas saat tiga tahun lalu NASA memerintahkan Steven Pearce, pembuat wewangian Omega, untuk kembali dan menciptakan bau yang cocok untuk simulasi.

Allamandola menjelaskan, sistem tata surya kita baunya tajam dan pedas karena kaya akan karbon dan rendah oksigen.

Analoginya sama dengan mobil. Jika kekurangan oksigen di dalam mobil, maka akan terlihat jelaga hitam dan bau busuk. Bintang yang kaya oksigen tercium seperti arang terpanggang.

Saat nanti kita dapat meninggalkan galaksi, baunya akan semakin menarik. Di dalam ruang angkasa yang gelap dan molekul penuh debu,  bau gula manis hingga bau telur busuk dan belerang akan tercium.

Dua Galaksi Ciptakan Black Hole Raksasa

Gambar di bawah ini mirip cincin permata luar angkasa. Yang mengejutkan, cincin lubang hitam itu berasal dari Arp 147, sepasang galaksi sejauh 430 juta tahun cahaya dari Bumi.


http://static.inilah.com/data/berita/foto/1241752.jpg

Gambar komposit ini berasal dari data yang dikumpulkan Chandra X-ray Observatory dan Hubble Space Telescope milik NASA. Informasi Chandra menyebutkan data optik warna merah muda, sedangkan Hubble berwarna merah, hijau dan biru.

Arp 147 terdiri dari sisa galaksi spiral yang bertabrakan dengan galaksi elips. Tabrakan ini menghasilkan gelombang formasi bintang sehingga tampak cincin biru.Hal tersebut mengandung banyak bintang muda.

Bintang-bintang tersebut mengalami evolusi dalam beberapa juta tahun kemudian meledak, seperti supernova, sehingga menciptakan bintang-bintang neutron dan lubang hitam. Sebuah fraksi bintang neutron dan lubang hitam akan membentuk bintang pendamping.

Sembilan sumber X-ray di sekitar cincin Arp 147 tampak sangat bersinar dibandingkan lubang hitam karena memiliki bobot 10 hingga 20 kali lebih besar dari matahari. Sumber X-ray juga terdeteksi di inti galaksi merah.

Berdasarkan pengamatan ultraviolet dan teleskop NASA, ilmuwan bisa memprediksi model evolusi bintang biner sehingga memahami pembentukan bintang terkuat mungkin berakhir 15 juta tahun lalu, dalam kerangka waktu Bumi.

Hasil penelitian disampaikan penulis Saul Rappaport, Alan Levine dan Benjamin Steinhorn dari Massachusetts Institute of Technology bersama dengan David Pooley dari Eureka Scientific, di jurnal Astrophysical.

Erupsi Dahsyat Bintik Matahari Mengarah Ke Bumi

http://langitselatan.com/wp-content/uploads/2011/02/m7flare_13Feb.jpg

Pada tanggal 13 Februari 2011 pada pukul 23.38 wib, bintik Matahari 1158 melepaskan flare Matahari yang cukup besar dengan skala M6,6 dan erupsi tersebut mencapai bumi.
Pada tanggal 13 Februari 2011 pada pukul 23.38 wib, bintik Matahari 1158 melepaskan flare Matahari yang cukup besar dengan skala M6,6 dan erupsi tersebut mencapai puncaknya pada tanggal 15 Februari 2011 jam 08.56 wib saat ia kembali melepaskan flare Matahari dengan skala X2.

http://langitselatan.com/wp-content/uploads/2011/02/m7flare_13Feb.jpg
Flare Matahari yang dilepaskan Bintik Matahari 1158. 
Kredit : SDO/NASA

Skala atau Kelas X2 merupakan tipe flare Matahari yang paling kuat dan menjadi erupsi pertama dari Siklus Matahari ke-24 yang akan berlangsung di waktu yang akan datang.

Kedua erupsi yang terjadi pada tanggal 13 dan 15 Februari ini direkam oleh Solar Dynamic Observatory milik NASA dan SDO juga berhasil melihat radiasi ultra ungu yang ekstrim yang muncul dari flare tersebut.

Selain mengirimkan radiasi UV (ultraungu) ke Bumi, ledakan ini juga melontarkan CME (lontaran massa korona) ke arah Bumi.

Pada film yang diambil STEREO-B, tampak perluasan awan dan diduga badai geomagnetik akan terjadi saat CME tiba di Bumi pada tanggal 17 Februari 2011.

Saat CME mencapai Bumi, ia akan berinteraksi dengan medan magnet di Bumi dan berpotensi untuk menimbulkan badai geomagnetik.

Pada kejadian tersebut, aliran partikel Matahari akan mengalir turun sesuai dengan garis-garis medan magnetik Bumi ke kutub-kutub Bumi dan bertabrakan dengan atom nitrogen dan oksigen di atmosfer.

Saat itulah para pengamat di lintang tinggi akan dapat menikmati  aurora atau tirai cahaya warna warni. Tidak akan ada efek signifikan bagi Bumi.

Dampak yang mungkin terjadi, antara lain gangguan pada jaringan listrik karena transformator dalam jaringan listrik akan mengalami kelebihan muatan, gangguan telekomunikasi (merusak satelit, menyebabkan black-out frekuensi HF radio, dll), navigasi, dan menyebabkan korosi pada jaringan pipa bawah tanah.

Pengamatan terjadinya flare atau semburan Matahari pada tanggal 15 Februari 2011 juga dilakukan oleh Alfan Nasrulloh dengan menggunakan teleskop radio JOVE dari observatorium Bosscha. Selain data terjadinya semburan, para pengamat juga berhasil merekam suara dari semburan radio tersebut.

Hasil ini merupakan milestone atau tonggak sejarah yang besar dalam pengembangan teleskop Radio JOVE di Observatorium Bosscha.

Dengan hasil tersebut, Observatorium Bosscha bisa terlibat aktif di radio (frekuensi rendah) untuk “menyambut” siklus aktifitas matahari ke-24 dengan puncak aktifitas matahari sekitar 2012-2014 dalam bentuk solar patrol.


Flare Matahari skala M6,6 tanggal 13 Februari 2011

Sebelum bintik Matahari 1158 melepas flare dengan skala X2, pada tanggal 13 Februari 2011, ia juga melepaskan ledakan dengan skala M6,6 yang berhasil direkam oleh SDO milik NASA.

Erupsi tersebut menyebabkan terjadinya ledakan keras pada gelombang radio yang bisa didengar oleh penerima gelombang pendek di siang hari.

Thomas Ashcraft di New Meksiko berhasil merekam suara tersebut pada gelombang 19 - 21 MHz. Menurut Thomas, itu merupakan letupan gelombang radio terkuat dalam siklus Matahari yang baru ini.

Sumber terjadinya flare Matahari tersebut yakni bintik Matahari 1158 berkembang sangat cepat dan area aktifnya sudah memiliki lebar lebih dari 100000 km, dengan setidaknya ada selusin inti hitam seukuran Bumi tersebar dibawah kanopi magnetik yang tidak stabil.

Awan lontaran massa korona dari flare Matahari tanggal 13 Februari ini juga bergerak ke Bumi dan menghasilkan aurora yang spektakuler bagi pengamat di lintang tinggi

Aurora yang tampak di Henningsvaer, Lofoten, Norwegia.
Kredit : Gabi & Gunter Reichert.


Aurora yang tampak dari area Murmansk, Russia.
  Kredit : Valentin Jiganov